Saturday, January 24, 2015

Hubungan Saraf Otonom Dengan GERD (Dr. Anggoro Eka Raditya)

Setelah kepala agak dingin saya mencoba menyampaikan apa yang saya dapat dari diskusi dengan Chiko Safaraz tadi sore. Isi lambung (asam dan enzim pencernaan) dapat kembali ke esofagus, faring, laring, dan bahkan hidung. Sesuatu yang tidak pada tempatnya pasti akan menyebab sesuatu yang tidak baik. Dan benar, kembalinya isi lambung ke esofagus menjadi GERD (Gastro Esofageal Reflux Disease), ke faring jadi faringitis kronis, ke laringfaring jadi LPR (Laringofaring refluks), ke hidung bisa jadi rhinitis atau rhinosinusitis. Kenapa kondisi itu terjadi?
Nah tadi saya berusaha mengevaluasi ulang apa yang terjadi. Produksi isi lambung dipengaruhi oleh saraf khusus yang bekerja diluar kesadaran kita yang dinamakan saraf otonom (mandiri). Saraf tersebut ada 2 yaitu saraf simpatis dan saraf parasimparis. Saraf simpatis berperan dalam proses fight dan flight atau reaksi siaga. Saraf parasimpatis mempunyai efek berlawanan dengan itu.
Saraf simpatis mempunyai efek menurunkan produksi isi lambung, menurunkan pergerakan sistem pencernaan, kontraksi atau menutupnya sfingter pada organ pencernaan, meningkatkan denyut jantung, melebarkan saluran nafas, meningkatkan sintesis gula darah (sumber energi) dari timbunan di hati.
Saraf parasimpatis mempunyai efek meningkatkan produksi isi lambung, menaikkan pergerakan organ pencernaan, relaksasinya sfingter organ pencernaan, menurunkan denyut jantung dan menyempitkan saluran pencernaan.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa yang beresiko terjadinya refluks atau aliran balik adalah rangsangan parasimpatis. Ternyata saat terjadi refluks ke esofagus, faring, laring, dan hidung bahkan kadang2 ke telinga, menyebabkan iritasi. Iritasi adalah ancaman dan tubuh akan merespon dengan memberinya perlawanan maka aktiflah saraf simpatis.
Iritasi pada esofagus, faring, laring, hidung dan telinga menyebabkan peradangan. Peradangan akan menimbulkan keluhan tidak nyaman, nyeri, dan kegagalan fungsi (sistem error). Tidak nyaman dan nyeri dalam waktu lama mempengaruhi kondisi kejiwaan dengan memunculkan kecemasan. Cemas itu ternyata menyebabkan rangsangan pada saraf simpatis dan parasimpatis sekaligus. Cemas itu juga ternyata menurunkan daya tahan tubuh sehingga menjadi rentan terhadap gangguan.
Oleh karena itu solusi dari masalah ini adalah dengan mengurangi iritan, mengkonsumsi suplemen yang memacu proses penyembuhan dan daya tahan tubuh, serta dengan mengendalikan kecemasan dengan manajemen stres.
Terima kasih dan mohon maaf panjang tulisannya. Semoga kita dapat memperbaiki kondisi dan terus membaik.

Untuk teman-teman yang ingin berbagi, silahkan bergabung dengan group facebook yang saya kelola :

Indonesia: GERD Anxiety Indonesia (GAI) :
https://www.facebook.com/groups/gerd.anxie/

International: GERD/Acid Reflux :
https://www.facebook.com/groups/GAI.Support/

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts